
Kemaren gais waktu lagi ke mall ane mampir ke
bioskop ama temen ane, dari sekian film yang akan diputer ane tertarik sama
film Van Der Wijck Extended. Ane penasaran ama film ini, dari covernya sama
kayak Tengelamnya Kapal Van Der Wijck yang diputar tahun 2013 lalu, nga pikir
panjang deh ane langsung beli karcis *hehe karcis, dapet deh di theater 4 seat
H1 sama H2..
Dan ternyata filmnya sama gais, cuman yang extended ini ditambah beberapa
adegan adegan, yah yg menurut ane bisa menjawab pertanyaan pertanyaan yang
muncul di film yg pertama, disini jalan ceritanya sangat jelas, tapi buat ane
mah yang penting n so sweet itu kisah cinta Hayati sama Zaenuddin. Bayangin aja
film ini bisa bikin cewe satu bioskop nangis semua, ampe bingung deh ane, tapi
emang beneran deh, nyesel kalian kalo nga nonton, sebuah kisah cinta sejati
yang nga bisa memiliki, nga bisa memiliki gais, bayangkan.. sebuah pengorbanan
cinta yang sangat besar namun tiada hasil..
aduuuuh cerewet ahh akunya, langsung aja ya kalian download n nikmati, novel
ini karya Buya Hamka,
Ini sinopsisnya dulu :
Di
wilayah Mengkasar, di tepi pantai, di antara Kampung Baru dan Kampung Mariso
berdiri sebuah rumah bentuk Mengkasar. Di sanalah hidup seorang pemuda berumur
19 tahun. Pemuda itu bernama Zainuddin. Saat ia termenung, ia teringat pesan
ayahnya ketika akan meninggal. Ayahnya mengatakan bahwa negeri aslinya bukanlah
Mengkasar.
Di Negeri Batipuh Sapuluh Koto (Padang panjang) 30 tahun lampau,
seorang pemuda bergelar Pendekar Sutan, kemenakan Datuk Mantari Labih, yang
merupakan pewaris tunggal harta peninggalan ibunya. Karena tak bersaudara
perempuan, maka harta bendanya diurus oleh mamaknya. Datuk Mantari labih
hanya bisa menghabiskan harta tersebut, sedangkan untuk kemenakannya tak boleh
menggunakannya. Hingga suatu hari, ketika Pendekar Sutan ingin menikah namun
tak diizinkan menggunakan hartany atersebut, terjadilah pertengkaran yang
membuat Datuk Mantari labih menemui ajalnya. Pendekar Sutan ditangkap, saat itu
ia baru berusia 15 tahun. Ia dibuang ke Cilacap, kemudian dibawa ke Tanah
Bugis. Karena Perang Bone, akhirnya ia sampai di Tanah Mengkasar. Beberapa
tahun berjalan, Pendekar Sutan bebas dan menikah dengan Daeng Habibah, putri
seorang penyebar agama islam keturunan Melayu. Empat tahun kemudian, lahirlah
Zainuddin.
Saat Zainuddin masih kecil, ibunya meninggal. Beberapa bulan
kemudian ayahnya menyusul ibunya. Ia diasuh Mak Base. Pada suatu hari,
Zainuddin meminta izin Mak Base untuk pergi ke Padang Panjang, negeri asli
ayahnya. Dengan berat hati, Mak Base melepas Zainuddin pergi.
Sampai di Padang Panjang, Zainuddin langsung menuju Negeri
Batipuh. Sesampai di sanan, ia begitu gembira, namun lama-lama kabahagiaannya
itu hilang karena semuanya ternyata tak seperti yang ia harpakan. Ia masih
dianggap orang asing, dianggap orang Bugis, orang Mengkasar. Betapa malang
dirinya, karena di negeri ibunya ia juga dianggap orang asing, orang Padang. Ia
pun jenuh hidup di padang, dan saat itulah ia bertemu Hayati, seorang gadis
Minang yang membuat hatinya gelisah, menjadikannya alasan untuk tetap hidup di
sana. Berawal dari surat-menyurat, mereka pun menjadi semakin dekat dan
kahirnya saling cinta.
Kabar kedekatan mereka tersiar luas dan menjadi bahan gunjingan
semua orang Minang. Karena keluarga Hayati merupakan keturunan terpandang, maka
hal itu menjadi aib bagi keluarganya. Zainuddin dipanggil oleh mamak Hayati,
dengan alasan demi kemaslahatan Hayati, mamak Hayati menyuruh Zainuddin pergi
meninggalkan Batipuh.
Zainuddin pindah ke Padang Panjang dengan berat hati. Hayati dan
Zainuddin berjanji untuk saling setia dan terus berkiriman surat. Suatu hari,
Hayati datang ke Padang Panjang. Ia menginap di rumah temannya bernama
Khadijah. Satu peluang untuk melepas rasa rindu pun terbayang di benak Hayati
dan Zainuddin. Namun hal itu terhalang oleh adanya pihak ketiga, yaitu Aziz,
kakak Khadijah yang juga tertarik oleh kecantikan Hayati.
Mak Base meninggal, dan mewariskan banyak harta kepada
Zainuddin. Karena itu ia akhirnya mengirim surat lamaran kepada Hayati di
Batipuh. Hal itu bersamaan pula dengan datangnyarombongan dari pihak Aziz yang
juga hendak melamar Hayati. Zainuddin tanpa menyebutkan harta kekayaan yang
dimilikinya, akhirnya ditolak oleh ninik mamak Hayati dan menerima pinangan
Aziz yang di mata mereka lebih beradab.
Zainuddin tak kuasa menerima penolakan tersebut. Apalagi kata
sahabatnya, Muluk, Aziz adalah seorang yang bejat moralnya. Hayati juga
merasakan kegetiran. Namun apalah dayanya di hadapan ninik mamaknya. Setelah
pernikahan Hayati, Zainuddin jatuh sakit.
Untuk melupakan masa lalunya, Zainuddin dan Muluk pindah ke
Jakarta. Di sana Zainuddin mulai menunjukkan kepandaiannya menulis. Karyanya
dikenal masyarakat dengan nama letter “Z”. Zainuddin dan Muluk pindah ke
Surabaya, dan ia pun akhirnya menjadi pengarang terkenal yang dikenal sebagai
hartawan yang dermawan.
Hayati dan Aziz hijrah ke Surabaya. Semakin lama watak asli Aziz
semakin terlihat juga. Ia suka berjudi dan main perempuan. Kehidupan
perekonomian mereka makin memprihatinkan dan terlilit banyak hutang. Mereka
diusir dari kontrakan, dan secara kebetulan mereka bertemu dengan Zainuddin.
Mereka singgah di rumah Zainuddin. Karena tak kuasa menanggung malu atas
kebaikan Zainuddin, Aziz meninggalkan istrinya untuk mencari pekerjaan ke
Banyuwangi.
Beberapa hari kemudian, datang dua surat dari Aziz. Yang pertama
berisi surat perceraian untuk Hayati, yang kedua berisi surat permintaan maaf
dan permintaan agar Zainuddin mau menerima Hayati kembali. Setelah itu datang
berita bahwa Aziz ditemukan bunuh diri di kamarnya. Hayati juga meminta maaf
kepada Zainuddin dan rela mengabdi kepadanya. Namun karena masih merasa sakit
hati, Zainuddin menyuruh Hayat pulang ke kampung halamannya saja. Esok harinya,
Hayati pulang dengan menumpang Kapal Van Der Wijck.
Setelah Hayati pergi, barulah Zainuddin menyadari bahwa ia tak
bisa hidup tanpa Hayati. Apalagi setelah membaca surat Hayati yang bertulis “aku
cinta engkau, dan kalau kumati, adalah kematianku di dalam mengenang engkau.”
Maka segeralah ia hendak menyusul Hayati ke Jakarta. Saat sedang bersiap-siap,
tersiar kabar bahwa kapal Van Der Wijck tenggelam. Seketika Zainuddin langsung
syok, dan langsung pergi ke Tuban bersama Muluk untuk mencari Hayati.
Di sebuah rumah sakit di daerah Lamongan, Zainuddin menemukan
Hayati yang terbarng lemah sambil memegangi foto Zainuddin. Dan hari itu adalah
pertemuan terakhir mereka, karena setelah Hayati berpesan kepada Zainuddin,
Hayati meninggal dalam dekapan Zainuddin.
Sejak saat itu, Zainuddin menjadi pemenung. Dan tanpa disadari
siapapun ia meninggal dunia. Kata Muluk, Zainuddin meninggal karena sakit. Ia
dikubur bersebaelahan dengan pusara Hayati.
Haha panjang yya,, nah yang ini novelnya :
Terima kasih Buya Hamka , anda luar biasa..